Apa dampaknya terhadap Indonesia?
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan kebijakan suku bunga The Fed akan mendorong larinya aliran modal dari negara berkembang termasuk Indonesia ke AS.
Baca Juga:
Kredit Konsumen di AS Terus Meningkat
"Akan terjadi capital outflow. Kalau capital outflow terjadi, putaran berikutnya saya kira rupiah akan semakin melemah ya," katanya kepada detikcom, kemarin Kamis (5/5/2022).
Bila rupiah melemah, dia menjelaskan maka beban utang pemerintah akan meningkat lantaran banyak utang pemerintah yang dalam bentuk mata uang asing.
"Tentu saja karena utang semakin meningkat, ya cadangan devisa kita ya karena harus untuk bayar utang dalam mata uang dolar kan semakin berkurang. Saya kira memang dampak ikutannya tadi devisa kita berkurang, kemampuan kita untuk membayar impor kita semakin melemah," tuturnya.
Baca Juga:
Saham GoTo Rontok Lagi, Ternyata Ini Biang Keroknya
Oleh karena itu, dia menilai Bank Indonesia (BI) perlu melakukan Beberapa upaya. Misalnya saja melakukan operasi di pasar uang dengan menambah jumlah uang beredar.
"Yang kedua harus katakanlah membuka peluang untuk BI menaikkan suku bunga seven day repo rate dari 3,5 lah ya maksimal 25 atau 50 basis poin juga," tambah Tauhid. [as]