"Dimana rumah kita yang dijadikan Kantor DPD PDI Pro Mega Sumatera Utara dan diawasi penuh oleh personil dari Kodam 1 Bukit Barisan. Terasa otoriter yang dilakukan oleh Orde Baru," ucap Albert Soekanta menuturkan pengalamannya.
Pada Sarasehan dan diskusi publik itu salah satu pembicaranya adalah Ribka Tjiptaning (Mbak Ning).
Baca Juga:
Bengkel Techno Motor Milik Alvian Malewa Warung Buncit Jakarta Selatan tak Bayar Utang Oli Top1 Topindo Sejak 2011
Mbak Ning meminta kepada Komnas HAM dan pemerintah agar pelaku peristiwa berdarah 27 Juli 1996 dapat diungkapkan dan dapat dibawa ke ranah hukum.
Sebanyak 25 orang Relawan Padamu Negeri yang turut hadir pada acara tersebut.
"Bahwa sepahit apapun sejarah Demokrasi kita, perlu kita ketahui untuk menjadi pelajaran dalam penegakan Demokrasi Indonesia," kata Habib Haidar Smith selaku Penasehat Relawan Padamu Negeri.
Baca Juga:
Wujudkan Medan Smart City, Aulia Rachman Resmikan Gedung Kantor PLN Icon Plus SBU Regional Sumbagut
Lai lagi diungkapkan, Alimin Ginting Penasehat Relawan Padamu Negeri kepada wartawan, sarasehan dan diskusi publik ini penting dilaksanakan agar kita dapat menceritakan kepada anak cucu, bagaimana sejarah kelam demokrasi kita dan bagaimana kejamnya otoritian Orde Baru pada waktu itu, ucapnya. [rum]