Erick menuturkan, keberlanjutan kepemimpinan penting untuk dimulai sedini mungkin. Oleh karena itu, BUMN memberi kesempatan selebar-lebarnya untuk generasi muda bisa bergabung di BUMN.
Ia berencana meningkatkan jumlah milenial di BUMN mengingat jumlah penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh usia dibawah 35 tahun. Kehadiran generasi muda menjadi inspirasi sekaligus menjadi energi penggerak kemajuan dan transformasi BUMN dengan tuntutan dunia usaha yang semakin kompetitif.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Hal ini sejalan dengan berbagai kebijakan di lingkungan Kementerian BUMN diantaranya mendorong lahirnya talenta digital savvy agar mampu bersaing di masa depan, dengan target digital talent ready sebanyak 20% dari total talenta BUMN di tahun 2024 serta membuka ruang bagi kesetaraan gender dan kesempatan milenial untuk memimpin BUMN. Per tahun 2021, tercatat Direksi BUMN Perempuan telah mencapai target 15%, sedangkan Direksi BUMN dari milenial mencapai target 5%.
“Saya mau minimal 2023 minimal itu 25% kepemimpinan bagi perempuan, sama ada new leadership dari para pemimpin-pemimpin muda. Karena di era disrupsi ini yang mendisrupsi kita itu digital dan generasi muda makanya perubahan ini memerlukan generasi muda, dan perlu adanya keberpihakan yang jelas supaya ada para pemimpin-pemimpin muda,” ujar Erick.
Erick mengingatkan, BUMN menjalankan peran ganda sebagai value creator dan agent of development yang berperan sebagai penyeimbang, tidak hanya korporasi tetapi intervensi kemakmuran pembangunan, salah satunya melalui Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang diberikan BUMN serta keterlibatan ekonomi kecil dan menengah sembari menjalin sinergi dengan berbagai komponen bangsa lainnya.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
“Transformasi tidak mungkin tanpa pembentukan karakter, kalau menginginkan Indonesia maju tapi juga makmur dan mendunia, harus didasari dengan kepemimpinan yang berkarakter,” tambah Erick.
Untuk itu, seluruh Insan BUMN tidak hanya memerlukan tekad yang kuat tetapi juga niat menerapkan nilai-nilai yang baik, yaitu AKHLAK sebagai landasan dalam mentransformasi Human Capital. Erick menilai sangat penting BUMN terus membuka lapangan kerja dan diisi oleh figur-figur yang tidak saja punya kapasitas, tapi juga karakter AKHLAK yang baik dan mindset yang sejalan.
“Kekuasaan tanpa akhlak akhirnya zalim, kekayaan tanpa akhlak akan menjadi kerakusan, kepintaran tanpa akhlak akan menjadi tipu daya. BUMN adalah penyumbang dan sepertiga ekonomi di Indonesia, tetapi kalau individunya tidak punya akhlak yang baik maka tidak akan berhasil,” lanjutnya.