Koalisi yang digagas Golkar, PAN, dan PPP sudah memenuhi syarat presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden. Seorang capres harus mendapat dukungan partai politik yang memiliki perolehan kursi 20 persen dari jumlah kursi DPR atau 25 persen dari suara sah nasional pada pemilu sebelumnya.
Pada Pemilu 2019 lalu, Golkar mendapat 85 kursi di DPR. Sementara PAN dan PPP masing memperoleh 44 kursi dan 19 kursi. Jika ditotal, jumlah kursi mereka mencapai 25,7 persen dari kursi DPR.
Baca Juga:
Kubu Ganjar Tegaskan Tak Tertarik Dukungan FPI dan PA 212
Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi memprediksi Koalisi Indonesia Bersatu bakal mengusung capres nonkader, mengingat tiga parpol di koalisi tersebut tak memiliki kader dengan elektabilitas tinggi.
"Dibandingkan dengan nama lainnya yang diusung tiga partai ini, nama Anies lebih lumayanlah untuk ditawarkan, tinggal cari wakil siapa," kata Asrinaldi, Sabtu (14/5).
Asrinaldi menilai Anies memiliki kedekatan dengan ketiga partai tersebut. PAN merupakan salah satu pendukung Anies sejak Pilkada DKI 2017.
Baca Juga:
Relawan GPGP Nilai Konsep Blue Economy Ganjar Strategis untuk Kesejahteraan Rakyat
Selain itu, PPP juga telah menambatkan hati ke Anies. Dewan Pimpinan Wilayah PPP DKI Jakarta mendukung Anies sebagai capres untuk Pilpres 2024.
Sementara itu, Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menyebut Ganjar sebagai kandidat potensial yang akan diusung ketiga partai itu. Ia berpendapat Ganjar bisa mengisi kekosongan figur di koalisi tersebut.
"Ganjar memang ada partainya. Kecuali PDIP enggak ambil beliau, bisa nanti disimulasikan Ganjar-Airlangga, Ganjar-Zulhas, atau Ganjar-Suharso Monoarfa," kata Pangi, Sabtu (14/5).