GaronggangNews.Id |Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan biaya produksi listrik di Sumatera makin murah dan bersih menyusul peresmian pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Riau berkapasitas 275 MW di Kawasan Industri Tenayan, Pekanbaru, Riau.
"Pengoperasian pembangkit ini dipastikan akan memperkuat keandalan pasokan listrik di sistem Sumatera, khususnya subsistem Riau, sekaligus mendorong biaya pokok penyediaan (BPP) listrik lebih murah dan lebih bersih," kata Menteri Arifin saat meresmikan PLTGU Riau di Kawasan Industri Tenayan, Pekanbaru, Riau.
Baca Juga:
ALPERKLINAS: Musim Hujan, Masyarakat Diminta Hindari Berteduh Dekat Instalasi Listrik
Harga jual tenaga listrik PLTGU Riau ini adalah 6,49 sen dolar AS per kWh atau lebih rendah dari BPP setempat.
"Khusus wilayah Provinsi Riau, saat ini sudah ada tambahan 275 MW, tetapi ke depan bisa menjadi sentra pengembangan PLTGU dengan melihat sumber daya energi yang ada di Provinsi Riau," ungkap Menteri Arifin.
Pemerintah tengah fokus melakukan transisi energi sebagai upaya menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan mencapai Net Zero Emission (NZE) agar dapat meminimalisasi perubahan iklim.
Baca Juga:
Dukung Pengembangan UMKM, YBM PLN UP3 Jambi Salurkan Bantuan kepada Pedagang
Saat ini gas dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai jembatan menuju 100 persen Energi Baru dan Terbarukan (EBT) tersebut. Menteri ESDM mengatakan Indonesia memiliki potensi gas yang cukup banyak dan berperan penting, terutama dalam mendukung proses transisi energi. "Emisi yang dikeluarkan dari sumber energi fosil seperti batu bara, emisi buangnya itu dua kali lipat dibandingkan gas," jelasnya.
Dengan beroperasinya PLTGU Riau, maka daya mampu sistem kelistrikan Sumatera meningkat menjadi 7.266 MW. Saat ini, beban puncak tercatat 6.823 MW, sehingga cadangan sistem kelistrikan Sumatera menjadi 443 MW. PLTGU Riau dikembangkan PT Medco Racth Power Riau, usaha patungan PT Medco Power Indonesia dan RATCH Group Public Company Limited.
"Harus diupayakan, harus bisa menciptakan demand-demand baru agar kita bisa memenuhi kapasitas nasional seoptimal mungkin, sehingga utilisasinya bisa maksimum," kata Menteri Arifin.