China juga pernah menjadi klien ekspor terbesar tunggal untuk varian mesin S-300PMU/SA-10 Grumble.
Lantas, bisakah S-300 menandingi alat militer Rusia?
Baca Juga:
Pidato Strategis Prabowo di SPIEF Rusia: Seruan Kedaulatan Pangan hingga Energi Bersih
Pada dasarnya, S-300 hanyalah awalan dari rentetan rudal mematikan Rusia.
Seperti yang diketahui, Rusia memiliki rudal S-400 dan yang sedang dikembangkan rudal S-500.
Keduanya diklaim jadi sistem pertahanan udara yang sangat canggih.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
Dilansir dari 19fortyfive.com, S-300 dioperasikan sepenuhnya otomatis dengan opsi untuk operasi manual.
Karena hal ini, sistem pertahanan udara memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan mesin dari jarak sejauh 40 km.
Tak hanya itu, ia juga menggunakan radar untuk menyerang target dengan akurasi tinggi dan dapat beralih antara mode deteksi target aktif dan pasif.