Bupati juga memaparkan 2 ‘triger’ lainnya dalam memajukan daerah Tapanuli Raya yaitu melalui Peningkatan Pembangunan Jalan dari Danau Toba menuju ke Pantai Barat Sibolga-Tapanuli Tengah sehingga menambah ‘longstay’ para wisatawan sebagai rangkaian kunjungan wisata mulai dari Danau Toba, lanjut ke Sibolga dan Tapanuli Tengah hingga Pulau Nias.
Triger selanjutnya adalah Pembukaan jalan sebagai konektifitas menuju Kuala Tanjung – Sei Semangke sebagai kawasan ekonomi khusus, sehingga memangkas waktu dan biaya pengiriman berbagai komoditi dari Tapanuli dan sekitarnya.
Baca Juga:
Peran Kejaksaan dalam Perjuangan Kemerdekaan: Jejak Tokoh-Tokoh Terkemuka
Bupati juga menjabarkan beberapa upaya yang telah dilakukan dalam mewujudkan visi dan misinya seperti di sektor pertanian, kesehatan, infrastruktur jalan, pendidikan.
“Sejak awal kepemimpinan sebagai Bupati, saya selalu berprinsip bahwa ‘Desa Kuat, Kota Maju, maka Indonesia Berdikari’. Saya memprioritaskan untuk mengejar keterlambatan pembangunan infrastruktur terutama jalan dan jembatan termasuk pembangunan listrik desa. Interkoneksi antar wilayah seperti desa dan dusun masih sangat minim maka kita lakukan pembukaan jalan dengan gotong-royong yang didukung dengan pengadaan alat-alat berat sehingga biayanya lebih murah,” papar Bupati lagi.
Lebih lanjut, sambung Nikson Nababan, untuk menjadikan Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan harus didukung melalui mekanisasi pertanian, kita berikan berbagai bantuan alat kepada para petani. Kita juga melihat masalah minimnya modal petani terutama dalam hal biaya pupuk pertanian, sehingga kita membuat kebijakan Pupuk Bersubsidi Bayar Panen. Kita juga memperjuangkan agar lahan yang dianggap sebagai wilayah Hutan untuk dapat dikelola masyarakat, bagaimana mungkin masyarakat dengan status pekerjaan sebagai petani tetapi tidak memiliki lahan? Ini kan suatu hal yang aneh, untuk itu maka kita perjuangkan hingga ke Pemerintah Pusat melalui Kementerian terkait. [rum]