GaronggangNews.Id | Kementerian Komunikasi dan Informatika telah tuntas menggelar rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.
Salah satu isu prioritas yang diangkat dalam forum DEWG yakni cross border data flow and free flow with trust.
Baca Juga:
Masyarakat Penajam Paser Utara Diimbau Bijak Gunakan Media Sosial Hindari Jeratan UU ITE
Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan dalam isu prioritas tersebut, tata kelola dan manajemen untuk mengatasi kejahatan siber atau cyber crime atau kejahatan siber menjadi substansi pembahasan yang sangat penting.
“Karenanya juga salah satu isu prioritas dari DEWG G20 adalah Cross Border Data Flow and Free Flow with Trust sebagai isu ketiga, disamping isu Connectivity and Post-Covid Recovery serta Digital Literacy and Digital Talent,” ujarnya usai menghadiri Kongres World Economic Forum di Davos, Swiss, Rabu (25/05/2022),
Menkominfo mengatakan, dalam isu prioritas ketiga DEWG itu, salah satu aspek yang diangkat adalah perlindungan data.
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
“Perlindungan data ini kan sangat luas, tidak hanya data pribadi. Ada data geospasial atau data-data strategis, jadi tata kelola data yang memadai,” jelasnya.
Melalui Kongres WEF, Delegasi Indonesia juga membahas update teknologi dalam rangka pencegahan terhadap cyber crime. Menkominfo menegaskan bahwa persoalan cyber crime di Indonesia juga sangat luas.
“(Maka diperlukan) cyber security khususnya teknology cyber security untuk menjaga ruang digital kita agar tetap bersih. Kita tahu, di Indonesia banyak sekali ilegal fintech, kebocoran-kebocoran data, hingga hoaks,” paparnya.
Selain tata kelola dan manajemen dalam mengatasi cyber security, Menteri Johnny menegaskan Indonesia harus mempunyai talenta digital yang memadai sehingga diharapakan dapat menangani ekosistem teknologi secara lebih tepat.
“Teknologi dan talenta digital ini perlu kita adopsi untuk memastikan agar ruang digital kita bersih dan bisa bermanfaat bagi pengembangan sektor hilir dari digitalisasi Indonesia,” ujarnya.
Johnny mengatakan, Kementerian Kominfo akan terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai mitra perusahan teknologi global. Salah satunya seperti Cisco yang mempunyai pilihan teknologi canggih.
“Cisco tentu mempunyai teknologinya dan bersama-sama kita akan merumuskan pilihan teknologi yang paling tepat, jangan sampai nanti ruang digital kita itu kotor. Pilihan teknologi dan komitmen dunia usaha yang seperti ini perlu kita sambut dengan baik dalam rangka kolaborasi, sehingga bisa menghasilkan pilihan teknologi yang tepat untuk Indonesia,” imbuhnya.
Dalam Kongres WEF di Davos, Menkominfo Johnny G. Palte didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong, dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Anang Latif. [as/rin]