GaronggangNews.Id | Sejak zaman dahulu, manusia selalu mencari tahu kenapa seseorang bisa bermimpi di saat tidur.
Pun begitu manusia selalu mencari cara untuk mempelajari mimpi dan apa yang sebenarnya terjadi pada otak ketika tidur.
Baca Juga:
Fakta-fakta Ilmiah Soal Tidur yang Jarang Diketahui, Simak Yuk!
Rasa keinginantahuan tersebut yang membuat ilmuwan Jepang mencari cara untuk merekonstruksi mimpi seseorang lewat alat magnetic resonance imaging (MRI).
Alat ini bisa mengungkap penglihatan seseorang ketika tidur, terutama tentang pikiran bawah sadar melalui studi kasus.
Dikutip dari Sunday Observer, para ilmuwan di Jepang telah menemukan cara untuk “membaca” mimpi seseorang menggunakan pemindai pencitraan resonansi magnetik untuk membuka beberapa rahasia dari akal bawah sadar.
Baca Juga:
Begini Trik Mengatasi Mimpi Buruk
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science, para peneliti di ATR Computational Neuroscience Laboratories di Kyoto menggunakan pemindaian MRI untuk menemukan secara tepat, bagian otak mana yang aktif pada saat tidur.
Proses pengujian alat pemindai dilakukan kepada tiga sukarelawan.
Pemindai memonitor tiga sukarelawan saat tidur akan membaca dan merekam aktivitas otak.
Bahkan proses percobaan ini dilakukan lebih dari 200 kali kepada setiap sukarelawan.
Hasil dari pemindaian itu, dicatat dan dikategorisasikan.
Misalnya, rumah, hotel, dan bangunan dimasukkan dalam kategori struktur.
Setelah itu kembali alat pemindai bekerja namun para sukarelawan itu dalam keadaan sadar alias tidak tidur.
Mereka diminta menonton gambar rekaman alat MRI terhadap mimpi mereka yang muncul di layar komputer.
Cara ini bertujuan agar para sukarelawan dapat melihat pola-pola khusus dalam aktivitas otak yang berhubungan dengan gambar-gambar visual yang muncul di layar.
Yukiyasu Kamitani, seorang peneliti senior di laboratorium menjelaskan bahwa pihaknya setidaknya berhasil memecahkan beberapa jenis mimpi dengan tingkat keberhasilan tinggi, meski belum 100 persen akurat.
Akurasi alat ini dalam merekam mimpi para sukarelawan sekitar 60-70 persen.
"Saya percaya ini adalah langkah kunci untuk membaca mimpi lebih tepat," katanya.
Diketahui, sudah banyak penelitian terhadap mimpi sejak berabad-abad lalu.
Percobaan terhadap tikus pernah dilakukan dimana hasilnya menunjukkan bahwa tikus mengalami tidur tanpa mimpi dan bisa juga bermimpi.
Tapi binatang tidak bisa memastikan apa yang telah mereka mimpikan.
Pun penelitian terhadap tidur dengan gerakan mata cepat (REM), biasanya hanya dimulai sekitar 90 menit menjelang tidur juga tak menjawab rasa penasaran para peniliti.
Adapun penemuan alat ini menuari berbagai respons warganet usai diposting oleh akun @catatanunik di Instagram.
"Kalo aku gak pake. Soalnya mimpi basah. Takut ketauan."
"Rekomendasi untuk para pencari arti mimpi.. togel tercerahkan." [as/gun]